Menyikapi Berita Hoax
Pengertian Hoax
Hoax atau dalam Bahasa Indonesia, hoaks adalah berita bohong atau berita yang tak punya sumber. Hoax merupakan serangkaian informasi yang dibuat sesat, tetapi dijual sebagai kebenaran.
Menurut KBBI, hoaks memiliki arti berita bohong, atau berita tidak bersumber. Menurut Silverman (2015) seperti dikutip di laman Wikipedia, hoaks merupakan rangkaian informasi yang memang sengaja disesatkan, namun “dijual” sebagai kebenaran. Hoaks juga sering disebut sebagai “fake news”, atau berita maupun infomasi yang enggak memiliki landasan fakta yang jelas. Menurut filolog dari Inggris, Robert Nares (1753–1829), kata hoaks diciptakan pada akhir abad ke-18 sebagai kontraksi dari kata “hocus” yang berarti “untuk menipu” atau “untuk memaksakan”.
Sejarah Hoaks di masa lalu
Walaupun kita baru familiar dengan istilah hoaks dalam beberapa kurun waktu terakhir, ternyata berita bohong bukanlah hal baru dalam sejarah. Bahkan sudah muncul dari tahun 1617, yaitu dengan dipublikasikannya sebuah buku dari Zhang Yingyu berjudul “The Book of Swindles” pada masa dinasti Ming. Disebut-sebut bahwa ini adalah koleksi pertama Tiongkok yang bercerita tentang penipuan, berita bohong, dan berbagai bentuk tipu muslihat lainnya.
Seiring berkembangnya zaman, penyebaran hoaks dilakukan dalam berbagai bentuk dan cara; baik melalui komunikasi langsung, berita burung, tulisan di kertas, dan lain-lain. Bentuk hoaksnya pun juga berkembang, dari gosip hantu, kriminal, hingga politik.
Selama abad ke 20, hoaks menemukan pangsanya dalam skala besar lewat tabloid, dan di era abad 21 sekarang, banyak hoaks beredar dengan sangat cepat dan masif lewat internet dan media sosial. Walaupun sekarang peredaran hoaks lebih luas dan dalam waktu yang cepat, pada zaman dulu, hoaks lebih berbahaya dari sekarang. Karena pada masa dulu, berita bohong sulit untuk diverifikasi, apalagi jika sudah menyebar dalam skala besar. Untuk saat ini dengan majunya teknologi, korban hoaks juga dapat dengan mudah melakukan klarifikasi, sedangkan untuk kita selaku pencari maupun pembaca informasi, jangan diterima dengan mentah-mentah suatu informasi yang tidak jelas kebenarannya, apalagi mendengar berita yang agak janggal yang merupakan salah satu indikasi berita hoaks.
Sekarang, kita bisa mengetahui banyak informasi dari berbagai sumber, dan banyak berita palsu yang sengaja disebarkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Jika tidak teliti dan hati-hati, bisa-bisa kita termakan oleh hoaks dan bahkan bisa mendapatkan risiko jika menyebarkan berita yang tidak valid tersebut.
Untuk mengidentifikasi mana berita hoaks dan mana berita yang asli, ada lima langkah sederhana yang bisa membantu kamu seperti dijabarkan oleh Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax, Septiaji Eko Nugroho dilansir dari kominfo.go.id, yaitu: hati-hati dengan judul provokatif, cermati alamat situs, periksa fakta, cek keaslian foto, dan ikut serta dalam grup diskusi anti-hoaks.
Mewaspadai berita Hoax dalam pandangan Islam
Menyebarkan berita Hoax sangat bertentangan dengan Ajaran Islam. Allah SWT telah mewanti-wanti umat Islam untuk tidak gegabah dalam membenarkan sebuah berita yang disampaikan oleh orang fasik.
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS al-Hujurat:6)
Syeikh Thahir ibn Asyur, ahli tafsir kenamaan asal Tunisia, dalam kitabnya berjudul tafsir at-tahrir wa at-tanwir, dalam menafsirkan ayat di atas memberikan sebuah penjelasan bahwa ayat ini menegaskan kepada umat Islam agar berhati-hati dalam menerima laporan atau berita seseorang yang tidak diketahui asal-usulnya. Hal ini baik dalam ranah persaksian maupun dalam periwayatan.
Dalam konteks hari ini, kita dituntut agar berhati-hati dalam menerima pemberitaan dari media apa pun, terlebih media yang isinya sarat dengan muatan kebencian kepada pihak lain.
Sebagai muslim yang baik, kita tidak diperbolehkan menghilangkan hak hidup, hak beragama, hak berpikir, hak memiliki harta, dan hak harga diri orang lain. Pada titik ini, dalam konteks bermuamalah dengan orang lain di dunia maya misalnya, kita tidak diperbolehkan melakukan hal yang merugikan hak dasar seseorang.
Langkah-langkah Menangkal berita Hoaks
Berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah serta tidak tertipu oleh berita hoaks:
1. Waspada dengan Judul Berita yang Provokatif
Adakalanya ketika membaca suatu berita kita disajikan dengan judul yang povokatif. Untuk itu cermati beritanya, baca dengan seksama dari awal sampai akhir agar tidak terjadi salah informasi
2. Periksa Fakta Beritanya
Cara mengatasi berita hoax adalah dengan memeriksa fakta dari berita yang tersebar. Periksa sumbernya, apakah dari institusi resmi atau tidak. Apabila informasinya berasal dari pelaku ormas, pengamat, atau tokoh politik, jangan cepat untuk mempercayainya. Perhatikan juga keberimbangan sumber berita tersebut dengan mencari sumber lainnya.
Selain itu cermati apakah berita itu fakta atau sekedar opini, karena Fakta merupakan peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sedangkan opini merupakan pendapat dari penulis berita sehingga bisa cenderung bersifat subjektif.
3. Teliti Keaslian Foto
Konten berita tidak hanya berupa teks, tapi juga disertakan foto-foto bahkan video untuk mendukung isi berita tersebut. Untuk itu tetap cermati foto maupun video yang ditampilkan, karena dengan kecanggihan teknologi, baik foto dan video pun bisa diedit untuk mempengaruhi pembaca.
4. Telusuri Alamat Situs
Beberapa berita bahkan berani mencantumkan alamat situs atau link supaya terkesan asli. Namun jangan langsung percaya. Anda wajib untuk menelusuri alamat situs tersebut apakah sudah terverifikasi sebagai institusi pers resmi atau belum. Biasanya situs yang menggunakan domain blog kurang bisa diakui kebenarannya.
5. Bergabung dengan Grup Anti-Hoax
Cara mengatasi berita hoax terakhir yang bisa Anda lakukan adalah dengan bergabung dalam grup anti-hoax yang kini sudah banyak terdapat di internet. Misalnya saja di Facebook ada beberapa fanpage dan grup diskusi anti-hoax, seperti Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax, dan lain sebagainya
6. Jangan ikut menyebarkan berita hoaks yang belum pasti kebenarannya
Jika mendapat berita yang belum pasti kebenarannya, harus dipastikan apakah hoaks atau bukan. Tapi jika belum ada kepastian dalam berita tersebut, lebih baik diam saja, jangan sebarkan beritanya kemanapun juga. Jangan sampai kita malah memperkeruh suasana
Demikian sekilas tentang hoaks, sejarah, bahaya serta pandangan di dalam Ajaran Islam, serta langkah pencegahannya. Jangan sampai kita menjadi korban serta pelaku berita hoaks.